Kamis, 23 Januari 2025

MEDIA PEMBELAJARAN MASA DEPAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF PERKEMBANGAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN 5.0

 

MEDIA PEMBELAJARAN MASA DEPAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF PERKEMBANGAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN 5.0

 

Revolusi merupakan perubahan yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia dalam menjalankan tuntutan kebutuhan kehidupan. Proses aktivitas ini mempengaruhi sistem pendidikan yang akan dijalankan, pendidikan harus mampu membekali peserta didik dengan keterampilan mencari, menyimpulkan, menyampaikan serta tata cara menggunakan informasi dan teknologi. Era Revolusi Industri 4.0 membawa tuntutan tersendiri bagi dunia pendidikan, lembaga pendidikan harus mempersiapkan literasi dan orientasi baru dalam bidang pendidikan, literasi baru itu sendiri berupa literasi data, teknologi dan sumber daya manusia. Rumusan masalah dalam artikel adalah bagaimana pendidikan dan peran guru era revolusi industri 4.0, dengan menggunakan library research. Pendidikan era revolusi industri 4.0 dengan meningkatkan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia, adaptasi dan pembaharuan dalam komponen pendidikan, peningkatan kompetensi dan keterampilan pendidik dengan keterlibatan teknologi pada proses pembelajaran. Kurikulum harus mampu melengkapi kemampuan peserta didik yang dapat berkontribusi secara langsung di masyarakat, mengarah dan membentuk siswa yang siap menghadapi era revolusi industri dengan penekanan pada bidang ScienceTechnologyEngineering, dan Mathematics (STEM). 

Reorientasi pengembangan kurikulum yang mengacu pada pembelajaran berbasis TIK, internet of thingsbig data dan komputerisasi untuk menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di era global. Sekolah dan pendidik dalam memutuskan bagaimana pendidikan dan pembelajaran diselenggarakan, guru harus memiliki softskill yang kuat dan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning), pembelajaran yang kolaboratif (collaborative learning), pembelajaran penuh makna, dan pembelajaran yang terintegrasi dengan nilai-nilai luhur di kehidupan sehari-hari.

Perubahan paradigma pendidikan merupakan suatu konsep yang menggambarkan pergeseran dalam cara pendidikan diselenggarakan dan dihadapi dalam menghadapi perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi, yang pesat di era digital dan inovasi. Era Society 5.0 menekankan pada pemanfaatan teknologi, konektivitas, dan inovasi untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan solusi terhadap berbagai tantangan global. Banyak tantangan dan perubahan yang harus dilakukan di era society 5.0 ini. Termasuk yang harus dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai gerbang utama dalam mempersiapkan SDM unggul. Era society 5.0 sendiri diperkenalkan oleh pemerintah jepang pada tahun 2019, yang dibuat sebagai antisipasi dari gejolak disrupsi akibat revolusi industri 4.0, yang menyebabkan ketidakpastian yang kompleks dan ambigu (VUCA). Dikhawatirkan invasi tersebut dapat menggerus nilai-nilai karakter kemanusiaan yang dipertahankan selama ini. 

Dalam menghadapi era society 5.0, dunia pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Selain pendidikan beberapa elemen dan pemangku kepentingan seperti pemerintah, Organisasi Masyarakat (Ormas) dan seluruh masyarakat juga turut andil dalam menyambut era society 5.0 mendatang. Kemendikbud mengatakan bahwa untuk menghadapi era society 5.0 ini satuan pendidikan pun dibutuhkan adanya perubahan paradigma pendidikan. Diantaranya pendidik meminimalkan peran sebagai learning material provider, pendidik menjadi penginspirasi bagi tumbuhnya kreativitas peserta didik. Pendidik berperan sebagai fasilitator, tutor, penginspirasi dan pembelajar sejati yang memotivasi peserta didik untuk Merdeka Belajar.

Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0 seperti internet of things, Artificial Intelligence, Big data, dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Society 5.0 juga dapat diartikan sebagai sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Menghadapi era society 5.0 ini dibutuhkan kemampuan 6 literasi dasar seperti literasi data yaitu kemampuan untuk membaca, analisis, dan menggunakan informasi di dunia digital. Kemudian literasi teknologi, memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (coding, artificial intelligence, machine learning, dll). Dan terakhir adalah literasi manusia yaitu humanities, komunikasi dan desain, sebagai pendidik di era society 5.0, para guru harus memiliki keterampilan di bidang digital dan berpikir kreatif. 

Menurut Zulfikar Alimuddin, Director of Hafecs (Highly Functioning Education Consulting Services) menilai di era masyarakat society 5.0 guru dituntut untuk lebih inovatif dan dinamis dalam mengajar di kelas. Oleh karena itu, ada tiga hal yang harus dimanfaatkan pendidik di era society 5.0, diantaranya IoT (Internet of Things), VR (Virtual Augmented Reality), pemanfaatan AI (Artificial Intelligence) dalam dunia Pendidikan untuk mengetahui serta mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan oleh pelajar. Menurut Sifia dalam Rahayu Dinamika transformasi pendidikan telah berkembang secara pesat, seiring dengan teknologi yang semakin berkembang. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan adanya sistem dan metode pembelajaran yang didukung oleh teknologi dunia digital. Perkembangan tersebut ditandai dengan determinasi era globalisasi. Indrawarman dan Hafidhoh dalam Rahayu.

 Determinasi globalisasi ini ditandai dalam era industri 5.0. Era revolusi industri 5.0 dapat dimaknai sebagai masyarakat yang di mana setiap kebutuhan harus disesuaikan dengan standar gaya hidup setia masyarakat serta pelayanan produk yang sudah berkualitas tinggi dan memberi rasa nyaman terhadap semua orang. Era society 5.0 merupakan penyelesaian dari keresahan Masyarakat terhadap era revolusi 4.0 mengenai teknologi yang semakin akan menggantikan tenaga manusia yang mengakibatkan mengurangi lapangan pekerjaan. Era society 5.0 ini sangat diharapkan dapat mengurangi kesenjangan yang terjadi antara masyarakat dengan masalah ekonomi di 10 tahun yang ke depan atau bahkan lebih. Pendidik juga harus memiliki kecakapan hidup abad 21 yaitu memiliki kemampuan leadership, digital literacy, communication, emotional intelligence, entrepreneurship, dll. Fokus keahlian bidang pendidikan abad 21 saat ini dikenal dengan 4C yang meliputi creativity, critical thinking, communication, dan collaboration. Tenaga pendidik di abad 21 ini harus menjadi penggerak yang mengutamakan murid dibandingkan dirinya, inisiatif untuk melakukan perubahan pada muridnya, mengambil tindakan tanpa disuruh, terus berinovasi serta keberpihakan kepada murid. Akan tetapi dengan adanya perubahan ini banyak yang mempertanyakan apakah peran guru dapat tergantikan oleh teknologi? Namun, ada peran guru yang tidak ada di teknologi diantaranya interaksi secara langsung di kelas. ikatan emosional guru dan siswa, penamaan karakter dan modelling. keberhasilan suatu negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0, turut ditentukan oleh kualitas dari pendidik seperti guru. Para guru dituntut menguasai keahlian, kemampuan beradaptasi dengan teknologi Pendidikan harus mempersiapkan orientasi dan literasi baru dalam bidang pendidikan. Literasi lama mengandalkan baca, tulis, dan matematika harus diperkuat dengan mempersiapkan literasi baru yaitu literasi data, teknologi dan sumber daya manusia.

Literasi data adalah kemampuan untuk membaca, analisa dan menggunakan informasi dari data dalam dunia digital. Kemudian, literasi teknologi adalah kemampuan untuk memahami sistem mekanika dan teknologi dalam dunia kerja. Sedangkan literasi sumber daya manusia yakni kemampuan berinteraksi dengan baik, tidak kaku, dan berkarakter.

 

Jumat, 10 Januari 2025

 

Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum

Aspek yang berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum. Keberadaan kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan. Guru yang profesional harus mengerti kurikulum dan pembelajaran untuk menjalankan Tugasnya.  Kurikulum merupakan perangkat pembelajaran yang diterima siswa di dalam masa pendidikan. Kurikulum disusun untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, keberhasilan dari kurikulum yang telah disusun tersebut tergantung dengan kemampuan yang dimiliki oleh guru tersebut.

A. Perencanaan Kurikulum

Perencanaan adalah cara berpikir mengenai persoalan-persoalan sosial dan ekonomi, terutama berorientasi pada masa datang, berkembang dengan hubungan antara tujuan dan keputusan- keputusan kolektif dan mengusahakan kebijakan dan program. Beberapa ahli lain merumuskan perencanaan sebagai mengatur sumber-sumber yang langka secara bijaksana dan merupakan pengaturan dan penyesuaian hubungan manusia dengan lingkungan dan dengan waktu yang akan datang.

 Dengan kata lain, perencanaan merupakan salah satu proses lain, atau merubah suatu keadaan untuk mencapai maksud yang dituju oleh perencanaan atau oleh orang/badan yang diwakili oleh perencanaan itu. Perencanaan itu meliputi: Analisis, kebijakan dan rancangan. Perencanaan atau yang sudah akrab dengan istilah planning adalah satu dari fungsi manajemen yang sangat penting di dalam lingkungan kehidupan kita sehari- hari khususnya di sekolah. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada kegiatan hidup kita sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah rencana akan sangat mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu, pekerjaan yang baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai dengan yang telah direncanakan. 

Perencanaan adalah proses menetapkan sesuatu kegiatan yang dilaksanakan pada masa akan dating dalam upaya mencapai tujuan individu atau organisasi. Dalam konteks organisasi, biasanya perencanaan sebagai proses akan menghasilkan berbagai rumusan rencana, dan kemudian rencana- rencana dilaksanakan menghasilkan kegiatan yang berdampak kepada kinerja individu, unit/bagian dan totalitas organisasi.

 Kurikulum merupakan alat yang sangat penting dalam menjamin keberhasilan proses pendidikan, artinya tanpa kurikulum yang baik dan tepat akan sulit mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang dicita-citakan. Berbicara mengenai pengertian kurikulum akan didapatkan beragama pengertian yang berbeda-beda. Secara etimologis kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang berarti pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Istilah ini adalah yang berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish (Langgulung, 1986:176).

 

Prinsip-prinsip Perencanaan  Kurikulum

 

1.        Perencanaan kurikulum berkenaan dengan pengalaman-pengalaman para siswa.

2.        Perencanaan kurikulum dibuat berdasarkan berbagai keputusan tentang konten dan proses.

3.        Perencanaan kurikulum mengandung keputusan-keputusan tentang berbagai isu yang aktual.

4.        Perencanaan kurikulum melibatkan banyak kelompok.

5.        Perencanaan kurikulum  dilaksanakan pada berbagai tingkatan.

6.        Perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang berkelanjutan.

 

 

Sifat Perencanaan Kurikulum

 

1)        Bersifat komprehensif artinya kurikulum tersebut mempunyai arti yang    luas   dan menyelurah, bukan sebatas pada jadwal pelajaran saja.

2)        Integratif artinya satu kesatuan yang utuh.

3)        Realistik artinya terlihat jelas atau kurikulum disusun sesuai dengan    keadaan yang sebenarnya.

4)        Humanistik artinya kurikulum disusun untuk kepentingan kemanusian baik bagi peserta didik maupun bagi masyarakat.

5)        Futuralistik artinya kurikulum sebagai pandangan yang mendoro pendidikan yang mengarah ke masa depan.

6)        Mengacu pada pengembangan kompetensi sesuai dengan standar nasional.

7)        Berderisifikasi.

8)        Bersifat desentralistik artinya kurikulum bersifat merata artinya kurikulum tidak hanya disusun oleh pusat saja tapi juga pemerintah daerah hingga guru pun diberi wewenang untuk menyusun kurikulum.


A. Pengenmbangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum adalah proses yang penting dan kompleks dalam dunia pendidikan. Kurikulum merupakan salah satu elemen kunci dalam proses pembelajaran dan pengajaran. Proses pengembangan kurikulum melibatkan pemilihan materi pembelajaran, pengembangan metode pengajaran, serta evaluasi program pembelajaran. Tujuan utama dari pengembangan kurikulum adalah untuk memastikan bahwa peserta didik mendapatkan pendidikan yang efektif dan relevan. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum memainkan peran penting dalam menentukan arah dan tujuan pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa kurikulum dapat merespons kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta dapat membantu peserta didik mencapai hasil yang diinginkan. Selain itu, prinsip-prinsip tersebut juga memastikan bahwa proses pengembangan kurikulum dilakukan secara kolaboratif dan berbasis bukti.

Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, pengembangan kurikulum harus inovatif dan responsif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Pengembangan kurikulum yang inovatif akan memastikan bahwa peserta didik dilengkapi dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan masa depan. Selain itu, pengembangan kurikulum yang responsif akan memastikan bahwa peserta didik mendapatkan pengalaman pembelajaran yang bermakna dan relevan dengan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, prinsip-prinsip pengembangan kurikulum harus terus diupdate dan diterapkan secara konsisten agar peserta didik mendapatkan pendidikan yang efektif dan relevan.

1. Prinsip Pengembangan Kurikulum Secara Umum

Berikut ini ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum yaitu:

1. Prinsip relevansi

Dalam pengembangan kurikulum, terdapat prinsip relevansi yang terdiri dari dua jenis, yaitu relevansi keluar dan relevansi dalam. Relevansi keluar mengacu pada kesesuaian tujuan, isi, dan proses pembelajaran yang termuat dalam kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan yang ada. Sedangkan, relevansi dalam mengacu pada kesesuaian atau konsistensi antara komponenkomponen kurikulum, seperti tujuan, isi, proses pembelajaran, dan evaluasi.

2. Prinsip Fleksibilitas

Kurikulum memiliki sifat fleksibel, yang berarti dalam pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kondisi daerah, waktu, serta kemampuan dan latar belakang peserta didik. Dalam pengembangan kurikulum, pengembang harus dapat menawarkan berbagai program pilihan kepada peserta didik, sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan kebutuhan mereka.

3. Prinsip Integritas

Dalam pengembangan kurikulum, penting untuk menerapkan prinsip keterpaduan. Prinsip ini mengacu pada kemampuan kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan hidup saat ini dan di masa depan sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam hal ini, kurikulum harus dapat mengembangkan keterampilan hidup yang relevan dengan kebutuhan masa kini dan yang akan datang.

4. Prinsip Kontinuitas

Kontinuitas dalam pengembangan kurikulum sering disebut juga sebagai kesinambungan. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan dan proses pembelajaran peserta didik harus berlangsung secara terus-menerus, tidak terputus-putus atau berhenti begitu saja. Hal ini terutama penting dalam memastikan kesinambungan materi atau bahan kurikulum antara jenis dan jenjang program pendidikan yang berbeda.

5. Praktis atau Efisien

Prinsip Praktis atau Efisien dalam pengembangan kurikulum mengacu pada kemudahan dalam pelaksanaannya dengan menggunakan alat-alat yang sederhana serta biaya yang murah. Dengan demikian, pengembang kurikulum harus mempertimbangkan faktor efisiensi dalam memilih metode dan teknik yang tepat untuk memudahkan pelaksanaannya dan meminimalisir biaya yang diperlukan. Prinsip ini membantu memastikan bahwa kurikulum dapat diimplementasikan secara praktis dan efisien tanpa membebani peserta didik atau institusi pendidikan dengan biaya yang tinggi.

6. Efektivitas

Prinsip Efektivitas yakni, walaupun kurikulum harus murah dan sederhana tetapi keberhasilannya harus tetap diperhatikan.

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum Secara Khusus

Berikut beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum yaitu:

1. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan

            Tujuan merupakan pusat dari semua kegiatan pendidikan, dan menjadi arah yang harus diikuti oleh seluruh kegiatan dalam pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, perumusan komponen-komponen kurikulum harus mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan meliputi tujuan umum atau jangka panjang, tujuan jangka menengah, dan tujuan khusus atau jangka pendek. Tujuan tersebut membantu menentukan arah pengembangan kurikulum dan memastikan bahwa komponenkomponen kurikulum yang dirumuskan sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.  

2. Prinsip berkenaan dengan isi pendidikan

Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal:

a.         Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar                            yang khusus dan sederhana.

b.         Isi bahan harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.

c.         Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.

 

3. Prinsip berkenaan dengan pemilihan belajar mengajar.

Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperlihatkan hal-hal sebagai berikut.

a.         Memilih metode/tekhnik belajar-mengajar yang cocok sesuai mengajar bahan pelajaran.

b.        Memilih metode/tekhnik untuk memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa.

c.         Memilih metode/tekhnik yang memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat.

d.        Memilih metode yang dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif, dan   psikomotor.

e.         Memilih metode/tekhnik yang dapat mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru atau kedua-   duanya.

f.          Memilih metode/tekhnik yang dapat mendorong berkembangnya kemampuan baru.

g.        Memilih metode/tekhnik yang menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di rumah, atau   mendorong pengunaan sumber yang ada dirumah dan di masayarakat.

h.        Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan “learning by   doing” di samping “learning by seeing and knowing”.


4. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran

Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh pengunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat.

a.         Alat/media pengajaran yang diperlukan.

b.        Jika ada alat yang harus dibuat, harusnya memperhatikan: bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiyaannya, waktu pembuatan?.

c.         Pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, misalnya dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain.

d.        Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan  menggunakan multimedia.


5. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian

Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran, Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya langkah-langkah sebagai berikut:

a.         Rumusan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-ranah kognitif, afektif, M dan psikomotor.

b.        Uraiakan ke dalam bentuk tingkah-tingkah laku murid yang dapat diamati.

c.         Hubungkan dengna bahan peljaran.

d.        Tuliskan butir-butir test.

 

Dalam  merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan beberapa hal:

a.         Karakter kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan ditest.

b.        Lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test.

c.         Test tersebut berbentuk esay, objektif atau perbuatan.

d.        Test tersebut diadministrasikan oleh guru atau  oleh peserta didik.

e.         Banyak butir tes yang akan perlu disusun.

 

Dalam  pengelohan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut.

a.         Norma digunakan di dalam pengolahan hasil test.

b.        Menggunkan formula quessing atau tidak.

c.         Pengubahan skor ke dalam skor masak.

d.        Skor standar yang digunakan.

e.         Penggunaan hasil-hasil test. 


1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi  Pengembangan Kurikulum

Beberapa faktor mempengaruhi semua pengembangan kurikulum dalam memenuhi kebutuhan peserta didik abad ke-21 baik di lingkungan akademik yang terorganisir maupun pusat pembelajaran korporasi. Faktorfaktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum antara lain peraturan pemerintah, yang pada gilirannya membawa faktor lain ke dalam proses. Pengembangan kurikulum yang valid membutuhkan kesadaran akan keragaman masyarakat sasaran secara sosial, finansial dan  psikologis.

1. Faktor politik

Politik mempengaruhi pengembangan kurikulum dalam berbagai cara. Bagaimana politik memengaruhi desain dan pengembangan kurikulum dimulai dengan pendanaan. Baik lembaga pendidikan swasta maupun negeri mengandalkan dana untuk mempekerjakan personel, membangun dan memelihara fasilitas dan peralatan. Semua aspek kurikulum tergantung pada standar politik lokal, negara bagian dan nasional.

        Contoh : politik memengaruhi pengembangan kurikulum mulai dari menentukan tujuan, menafsirkan materi kurikulum hingga menyetujui sistem ujian.

2. Faktor sosial

Masyarakat memiliki harapan tersendiri tentang maksud dan tujuan yang harus diperhatikan dalam merancang kurikulum. Ia juga memiliki persepsi tentang seperti apa produk sistem sekolah seharusnya. Oleh karena itu perlu bagi perancang kurikulum untuk mempertimbangkan pertimbangan sosial ini.Contoh, mata pelajaran yang memiliki pendidikan gender dan ekonomi politik ternyata sulit dimasukkan ke dalam kurikulum karena penolakan dari beberapa kelompok agama.

3. Faktor ekonomi

Ekonomi mempengaruhi pengembangan kurikulum. Kurikulum yang dikembangkan untuk pelatihan inhouse di perusahaan berfokus pada mendidik karyawan untuk promosi yang menghasilkan keuntungan yang lebih baik. Bangsa yang membiayai pendidikan mengharapkan pengembalian ekonomi dari siswa terpelajar yang berkontribusi pada ekonomi negara dengan kemampuan persaingan global di bidang teknis.

         Contoh : bangsa yang membiayai pendidikan mengharapkan pengembalian ekonomi dari siswa terpelajar yang berkontribusi pada ekonomi negara dengan kemampuan persaingan global di bidang teknis.

4. Faktor Teknologi

Pengembangan kurikulum berbasis teknologi adalah norma abad ke-21. Teknologi komputer abad ke-21 memengaruhi pengembangan kurikulum di setiap tingkat pembelajaran. Pusat pembelajaran dan ruang kelas semakin menyediakan komputer sebagai interaksi yang diperlukan untuk belajar di antara siswa. Penggunaan multimedia teknologi mempengaruhi tujuan pendidikan dan pengalaman belajar di kalangan siswa.

        Contoh:

   a. Gelar sarjana dan pascasarjana dalam teknologi komputer semakin populer.

   b. Keanekaragaman, Pengaruh pengembangan kurikulum dari keberagaman membuka peluang pembelajaran. Keanekaragaman sosial termasuk agama, budaya dan pengelompokan sosial mempengaruhi pengembangan kurikulum karena karakteristik ini mempengaruhi jenis topik dan metode pengajaran informasi. Mengembangkan kurikulum yang relevan memperhitungkan harapan masyarakat, mengakomodasi tradisi kelompok dan  mempromosikan kesetaraan                                                                                                                                 .

5. Faktor Lingkungan

Masalah lingkungan mempengaruhi pengembangan kurikulum. Kesadaran dan tindakan dunia untuk membalikkan dan mengakhiri polusi terus memengaruhi pengembangan kurikulum. Kelas dasar yang khas mengajarkan daur ulang dan praktik lingkungan yang sehat.

        Contoh: Pendidikan tinggi dalam sains menawarkan gelar yang berfokus pada lingkungan. Misalnya gelar lingkungan, bio-teknologi dan lain-lain.

6. Psikologi anak

Banyak siswa dengan gelar master  dalam Psikologi perkembangan bekerja di lingkungan pendidikan sebagai psikolog sekolah, yang masuk akal ketika mempertimbangkan penekanan pada tahun-tahun formatif. Namun, ada beberapa konsentrasi psikologi perkembangan yang tersedia di mana siswa dapat fokus:

a. Studi Perkembangan untuk Pendidik

b. Penuaan

c. Masa Bayi, Masa Kecil atau Remaja

d. Perkembangan Masa Hidup

e. Basis Pengembangan Biologis

        Contoh: Kurikulum psikologi perkembangan mengkaji perubahan kepribadian, kemampuan kognitif dan perilaku sepanjang umur. Oleh karena itu, selain mempersiapkan diri untuk karir yang memuaskan, siswa yang terdaftar dalam kurikulum physiologic perkembangan juga akan belajar dan memahami lebih banyak tentang diri mereka sendiri saat mempelajari kesimpulan ilmiah yang dibuat oleh para ahli di bidangnya.


MEDIA PEMBELAJARAN MASA DEPAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF PERKEMBANGAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN 5.0

  MEDIA PEMBELAJARAN MASA DEPAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF PERKEMBANGAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN 5.0   Revolusi merupakan perubahan yang ...